Manchester United kembali menunjukkan keseriusannya dalam membangun skuad masa depan. Klub yang berbasis di Old Trafford ini dilaporkan tengah memantau perkembangan gelandang muda Valencia, Javi Guerra, yang belakangan dibandingkan dengan Paul Pogba versi terbaik. Langkah ini dikabarkan berkaitan erat dengan strategi manajer potensial mereka, Rúben Amorim, jika ia jadi ditunjuk sebagai pelatih baru.
Manchester United dan Amorim Mulai Bergerak
Menurut laporan terkini dari Spanyol, Manchester United telah melakukan pendekatan awal untuk mengevaluasi kemungkinan transfer Guerra. Pencarian mereka terhadap pemain tengah yang dinamis dan kuat secara fisik menjadi salah satu prioritas utama dalam bursa transfer mendatang.
Apabila United resmi menunjuk Amorim sebagai pelatih baru, kedatangan Guerra bisa menjadi bagian penting dari rencana jangka panjang. Amorim dikenal sebagai pelatih yang menyukai gelandang serbaguna dengan kemampuan teknis tinggi. Dalam beberapa kesempatan, ia disebut-sebut menginginkan “Pogba-nya sendiri” — gelandang yang mampu mengatur irama permainan sekaligus menjadi ancaman di lini depan. Dalam konteks ini, Guerra sangat cocok dengan gambaran tersebut.
Javi Guerra, Talenta Muda yang Mencuri Perhatian

Nama Javi Guerra memang mulai mencuat sejak musim lalu. Meskipun baru berusia 22 tahun, pemain akademi asli Valencia ini telah memantapkan posisinya sebagai salah satu gelandang muda paling menjanjikan di La Liga. Permainannya yang penuh energi, kemampuan melewati lawan, serta visi bermain yang tajam membuatnya menjadi pusat perhatian klub-klub besar Eropa.
Musim 2023/24 menjadi momen krusial bagi Guerra. Ia tampil sebanyak 34 kali di kompetisi liga, mencetak tiga gol dan mencatatkan satu assist. Statistik ini mungkin terlihat sederhana, namun perannya dalam mengatur tempo permainan dan melakukan transisi dari bertahan ke menyerang sangat vital bagi timnya.
Amorim dan Filosofi Gelandang Modern
Di Sporting CP, Rúben Amorim mengandalkan formasi dengan gelandang dinamis yang mampu bermain box-to-box. Filosofi ini mengutamakan kerja sama tim, kecepatan dalam transisi, dan dominasi lini tengah. Ia kerap mengembangkan pemain muda berbakat menjadi bintang lapangan, seperti Matheus Nunes yang kini bermain di Premier League.
Jika ia menjadi pelatih Manchester United, Amorim diprediksi akan membawa filosofi serupa ke Old Trafford. Guerra, dengan atribut fisik yang solid, kemampuan mengontrol bola, serta keberanian membawa bola ke sepertiga akhir lapangan, dianggap sebagai kandidat ideal untuk peran tersebut.
Bersaing dengan Klub Lain
Meski United sudah bergerak lebih dulu, mereka tidak sendirian. Beberapa klub besar Eropa juga dilaporkan tertarik dengan jasa Guerra. Valencia sendiri belum menunjukkan tanda-tanda ingin melepas sang gelandang, namun ketertarikan dari tim sekelas United bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi Guerra untuk melangkah ke panggung yang lebih besar.
Kontrak Guerra dengan Valencia baru akan berakhir pada 2027, dan klausul pelepasannya kabarnya mencapai angka €100 juta. Meski begitu, angka tersebut masih bisa dinegosiasikan, terutama jika pemain menyatakan keinginannya untuk pergi.
Proyeksi Jangka Panjang di Old Trafford
United tampaknya tak hanya mencari solusi instan, tetapi juga membangun skuad dengan fondasi jangka panjang. Dengan usia yang masih sangat muda, Guerra bisa menjadi bagian penting dari proyek pembaruan lini tengah, menggantikan peran pemain seperti Casemiro atau Eriksen yang telah memasuki fase akhir kariernya.
Menggaet Guerra juga bisa memberi dampak positif bagi dinamika ruang ganti. Dikenal rendah hati dan disiplin, kepribadian Guerra dinilai cocok untuk atmosfer yang tengah dibangun ulang oleh manajemen United.
Kesimpulan
Ketertarikan Manchester United terhadap Javi Guerra mencerminkan ambisi mereka untuk kembali ke jalur kejayaan melalui regenerasi lini tengah. Jika Rúben Amorim benar-benar tiba di Old Trafford, peluang Guerra untuk menjadi bagian dari revolusi ini sangat terbuka. Bukan tidak mungkin, dalam beberapa tahun ke depan, dunia akan menyaksikan bagaimana Guerra berkembang menjadi “Pogba baru” dengan gaya khasnya sendiri